Siapa bilang orang tua yang bekerja di
luar rumah tidak bisa memberikan ASI Ekslusif pada anaknya? Pasti bisa,
jika memiliki pengetahuan dan dukungan yang cukup dalam manajemen
laktasi. Ya, pengetahuan dan dukungan diperlukan agar proses pemberian
ASI Eksklusif pada bayi yang kedua orang tuanya bekerja tidak memiliki
hambatan yang berarti. Oleh karena itu, penting sekali untuk mendapatkan
pengetahuan dan dukungan ASI Eksklusif dari lingkungan keluarga hingga
lingkungan pekerjaan sejak sebelum melahirkan.
Mengapa saya gunakan kata orang tua,
bukan ibu? Padahal yang memproduksi ASI kan ibu? Karena proses pemberian
ASI tidak hanya melibatkan ibu dan bayi saja. Ayah memiliki peranan
penting dalam mensukseskan pemberian ASI. Apa peranan ayah? Yang pertama
tentu memberi dukungan penuh pada istrinya memberikan ASI Ekslusif pada
bayi mereka. Yang kedua melindungi istri dan bayi, jika ada pihak yang
kontra terhadap pemberian ASI. Yang ketiga, bersama-sama istri merawat
dan mengasuh bayi.
Keterlibatan ayah dalam pemberian ASI,
akan meningkatkan kepercayaan diri ibu dan lingkungan. Dengan demikian,
ibu akan terhindar dari rasa tidak percaya diri, kuatir, gelisah yang
dapat mengakibatkan turunnya produksi hormon oksitosin. Hormon oksitosin
merupakan hormon penting untuk pengaliran ASI. Turunnya produksi hormon
ini dapat berakibat pada turunnya produksi ASI akibat pengaliran ASI
yang kurang lancar.
***
Saat ini, sudah banyak orang tua yang
berhasil memberikan bayi mereka ASI Ekslusif, meskipun kedua orang tua
bekerja. Bahkan banyak pula yang mampu meneruskan menyusui hingga
anaknya berusia dua tahun atau lebih. Semua itu mungkin dilakukan jika
ibu mendapatkan informasi yang benar mengenai pemberian ASI maupun
penggantinya (susu formula, dan berbagai jenis cairan lain) sejak masa
kehamilannya.
Dengan mendapatkan informasi yang benar,
manfaat dan risikonya, maka ibu dan ayah dapat memilih akan memberikan
nutrisi apa pada anaknya dengan kesiapan untuk menanggung risikonya.
Sebagian besar orang tua (ibu dan ayah) yang gagal memberikan ASI pada
anaknya adalah karena ketidak tahuan bahwa pengganti ASI memiliki
berbagai macam risiko kesehatan yang cukup tinggi bagi anaknya, saat ini
hingga ia dewasa kelak.
Oleh karena itu, pengetahuan dasar yang
perlu diketahui oleh orang tua adalah apa manfaat ASI? Manfaat ASI
banyak sekali, dan tidak ada efek samping yang buruk sama sekali.
Meskipun ibunya sedang sakit. Atau bayinya sedang sakit. ASI akan
mempercepat kesembuhan ibu maupun bayi. Dan, masih banyak manfaat ASI
lainnya.
***
Jadi, apa sih yang perlu dipersiapkan orang tua yang bekerja agar anak-anaknya bisa mendapatkan ASI Ekslusif?
Kuatkan NIAT! Pahami alasan-alasan mengapa harus tetap memberikan ASI.
Yakinkan diri dan lingkungan terhadap manfaat-manfaatnya, terutama untuk
kesehatan ibu dan bayi, serta menjaga “bonding” ibu dan bayi, meskipun
ibu harus bekerja.
Bulatkan TEKAD! Siapa saja yang perlu membulatkan tekad? Ayah dan ibu
harus satu kata. Setelah itu apa? PERCAYA DIRI! Caranya bagaimana?
Dengan mengikuti edukasi atau mencari informasi yang sebenar-benarnya,
dan mencari atau membentuk dukungan untuk memberikan ASI Ekslusif.
Apabila rasa PERCAYA DIRI untuk menyusui
sudah kuat, maka langkah kedua adalah memantapkan KOMITMEN! Jika sudah
berkomitmen kuat, maka pastikan langkah ketiga ini Anda lakukan: MULAI
DENGAN BENAR.
Bagaimana memulai dengan benar?
1) Inisiasi menyusu Dini (IMD),
2) Rawat Gabung 24 jam,
3) Hanya ASI saja, dan
4) yang terpenting susuilah dengan SEPENUH HATI!
Nah, jika pemahaman sudah sampai tahap
ini, maka bagi orang tua yang bekerja perlu mempersiapkan segala
sesuatunya, agar ketika ibu mulai masuk bekerja sudah memiliki stok ASI
Perah (ASIP), sudah memiliki kemampuan manajemen laktasi yang baik,
sudah memiliki pengasuh yang handal dan dapat dipercaya untuk mengasuh
dan memberikan ASIP.
Apa saja persiapan yang perlu dilakukan?
Persiapan saat hamil
- Rencanakan porsi cuti melahirkan lebih lama ketika bayi sudah lahir.
- Beritahukan rencana Anda untuk tetap memberikan ASI ketika sudah kembali bekerja.
- Periksa juga apakah ada ruangan yang bisa digunakan untuk memerah ASI.
- Mintalah dukungan pada rekan-rekan kantor, atasan, dan juga serikat pekerja yang ada.
- Bergabunglah dengan organisasi/kelompok pendukung ibu-ibu ASI.
- Belajarlah cara memerah ASI dengan tangan, atau mulai mencari breastpump (pompa ASI) yang sesuai.
- Pertimbangkan pilihan cara/pekerjaan yang dapat mensukseskan
pemberian ASI. Mulai dari pilihan jenis pekerjaan (jika ada) paruh waktu
atau penuh waktu.
- Kemudian pilihan cara pengantaran ASIP, apakah dibawa oleh Anda
sendiri ketika pulang kerja, atau menggunakan jasa pengantaran ASIP
untuk dikirim ke rumah.
- Mantapkan komitmen Anda untuk terus memberikan ASI pada sang buah hati, walaupun harus kembali bekerja.
Persiapan setelah melahirkan
- IMD secara langsung minimal 1 jam setelah kelahiran.
- Perbanyak kontak kulit dengan bayi.
- Istirahat yang cukup, relaks, dan fokuskan diri Anda untuk memantapkan kegiatan menyusui.
- Tingkatkan pasokan ASI Anda denganmenyusui bayi sesuai dengan pemintaan.
- Perah ASI di sela-sela setelah menyusui.
- Hindari pemberian ASIP menggunakan dot, karena berisiko terkena gejala “bingung puting”.
- Belajar untuk memberikan ASIP kepada bayi dengan menggunakan metode selain dot: cangkir, pipet, sendok kecil, dsb.
- Pilih dan latih pengasuh bayi yang juga mendukung pemberian ASI.
- Mantapkan teknik memerah ASI dengan tangan, atau menggunakan pompa ASI.
- Mulai menabung ASIP 1 bulan sebelum mulai masuk kerja. Simpan ASIP sesuai dengan tata cara yang benar.
- Konfirmasikan kembali dengan pihak kantor / atasan anda mengenai
rencana Anda untuk tetap memberikan ASI. Serta informasikan jadwal dan
lokasi Anda akan memerah ASI.
- Jika memungkinkan, gunakan 1 hari untuk uji coba meninggalkan bayi
di rumah dengan pengasuh, dan Anda melakukan aktifitas perjalanan dari
rumah ke kantor dan sebaliknya . Serta aktifitas memerah dan menyimpan
ASIP di tempat kerja.
Persiapan ketika sudah kembali bekerja
- Pertimbangkan untuk kembali bekerja pada hari Kamis, agar lebih
mudah bagi Anda dan bayi untuk menyesuaikan ritme baru, karena hari
sabtu sudah bisa bersama lagi.
- Persiapkan segala kebuthan esok hari, pada malam hari sebelumnya.
- Susui bayi Anda sebelum berangkat ke kantor.
- Usahakan agar perpisahan dan pertemuan kembali dengan bayi dilaksanakan dalam suasana gembira.
Ketika berada di kantor:
- Perah atau pompa ASI sesuai jadwal menyusu bayi Anda atau minimal dalam rentang waktu 3 jam.
- Perah atau pompa ASI secara teratur sesuai dengan jadwal dan sebelum payudara Anda terasa penuh.
- Gunakan cara yang benar untuk menyimpan dan mengangkut ASIP.
- Pastikan bahwa pengasuh bayi Anda mengeri tata cara pemberian ASIP yang benar.
- Minta kepada pengasuh bayi Anda untuk tidak memberikan ASIP ketika anda sudah dekat rumah.
- Susuilah bayi Anda ketika sudah kembali pulang, pada malam hari, di akhir pekan dan setiap saat Anda sedang bersama bayi.
- Minta dukungan sesama rekan kantor dalam upaya anda untuk terus memberikan ASI.
- Carilah sesama ibu bekerja yang juga menyusui untuk saling tukar pendapat pengalamam dan saling mendukung.
Pelaksanaan langkah-langkah itu memang
tak semudah membacanya. Tapi percayalah, dengan bekal rasa cinta
terhadap anak-anak Anda, Anda akan mampu melewati tahap demi tahap,
langkah demi langkah. Semua itu demi memberikan bekal yang menjadi
pondasi anak-anak Anda untuk tumbuh menjadi manusia utuh dan seperti
harapan sebagian besar orang tua, anak harus lebih baik dari orang
tuanya.
***
Sekarang Anda sudah mendapatkan berbagai
informasi dan langkah-langkah apa yang harus Anda berdua (dengan
suami/istri) lakukan. Saatnya memantapkan KOMITMEN, bahwa HANYA ASI saja
nutrisi terbaik untuk bayi 0-6 bulan, dan setelah bayi Anda berusia di
atas 6 bulan TETAP BERIKAN ASI tanpa campuran susu lainnya dan tambahkan
Makanan Pendamping ASI buatan rumah.
Semoga Anda dan pasangan Anda bisa satu
kata, satu asa, dan satu langkah dalam memberikan asupan gizi bagi
anak-anak Anda. Selamat berjuang wahai orang tua yang mencintai
anak-anaknya.
***
Sumber:
Materi Kelas Edukasi AIMI – Breastfeeding Tips for Working Mothers, 2010
Penulis : Selvie Amalia