About Me

Monday, June 6, 2016

Manajemen Laktasi Ibu Menyusui Yang Sedang Berpuasa

Dengan perubahan jadwal makan, bukan berarti asupan makanan yang dikonsumsipun ikut berubah. Yang penting, ibu menyusui tetap makan 3 kali sehari dan secara disiplin mengkonsumsi makanan dengan gizi berimbang, yaitu dengan komposisi 50% karbohidrat, 30% protein dan 10-20% lemak.
Kemudian, hal-hal berikut dapat dilakukan untuk memastikan bahwa produksi ASI selama ibu berpuasa tetap lancar dan berkualitas:
  1. Asupan menu dengan gizi seimbang
  2. Ibu yang sedang menyusui memang membutuhkan tambahan sekitar 700 kalori perhari, 500 kalori diambil dari makanan ibu dan 200 kalori diambil dari cadangan lemak dalam tubuh ibu. Oleh karena itu, penting bagi ibu menyusui yang sedang berpuasa untuk tetap mempertahankan pola makan 3x sehari dengan menu gizi seimbang. Pada saat sahur, ketika berbuka puasa dan menjelang tidur sesudah shalat tarawih. Makan sahur akan menghasilkan energi yang berguna untuk aktivitas kita hari itu. Komposisi makanan dengan gizi berimbang akan menghasilkan sari makanan yang bagus untuk anak.
  3. Perbanyak konsumsi cairan, mulai dari berbuka hingga sahur
  4. Jika bisa minum air putih selama sehari itu sebanyak dua liter, ditambah dengan jenis cairan lainnya seperti juice buah, teh manis hangat dan susu. Minum segelas susu setiap sahur bisa mengurangi ancaman anemia bagi ibu hamil dan menyusui. Anemia adalah berkurangnya kadar hemoglobin (Hb) dalam darah. Berbuka puasa dengan minum minuman hangat, akan merangsang kelancaran ASI bagi ibu menyusui.
  5. Istirahat yang cukup
  6. Merasa lemas saat berpuasa itu hal yang lumrah, apalagi jika si ibu baru saja menyusui. Cobalah untuk beristirahatlah sejenak, apakah dengan cara tidur atau sekadar relaks menenangkan pikiran. Perlu ibu menyusui ketahui, bahwa semakin sering payudara dihisap oleh bayi, maka produksi ASI akan semakin banyak. Jadi, bila selama puasa ibu tetap rajin menyusui, ASI akan tetap lancar.

    dikutip dari  

Tuesday, April 26, 2016

Pesan untuk Ayah

Lagu ini memang terdengar cadas,namun sejatinya mengandung makna yang dalam dalam lyricnya. Jangan sampai kita sebagai ayah mengalami hal seperti dalam kisah lagu ini. So... Nikmatilah kebersamaan kita bersama anak anak kita disaat mereka butuh kita untuk bermain bersama.


lagu ini berkisah tentang hubungan seorang ayah dan anaknya. diawali dengan narasi kesibukan ayahnya yang sampai tidak bisa melihat anaknya belajar jalan, selanjutnya ketika anaknya sudah mulai berumur 10 tahun, karena kesibukanya pula sang ayah masih tetap tidak sempat mengajarkan hal hal sepele seperti melemparkan bola. entah apa yang dipikirkan oleh sang anak, dia cuma bisa mengucapkan hadiah bola yang diberikan ayahnya dan ketika anak bertanya : "When you comin' home, Dad ?" sang ayah cuma bisa menjawab : "I don't know when, but we'll get together then .You know we'll have a good time then"  sampai disini sang anak masih memandang ayahnya sebagai seorang yang hebat dengan segala kesibukanya dan selalu bilang "I'm gonna be like you, Dad! You know I'm gonna be like you"
Dua bagian lagu terakhir . .. dalam lirik terlihat mulai saat sang anak beranjak kuliah sampai sang anak sudah berpisah hidup dengan sang ayah yang sudah pensiun . . .  terlihat liriknya seperti sebuah De-Javu yang terbalik !! Yup Bait chorusnya sekilas sama . . . namuan ada yang beda  . . . ” “ When you comin’ home son? I don’t know when, but we’ll get together then ” . . . yup keadaan akan terbalik  dan anti klimaks lagu ini terlihat di bait terakhir saat sang ayah berkata dalam hati sesaat setelah  menutup pembicaraan dengan sang anak yang menolak ditemui dengan alasan kesibukan karir dan keluarganya dengan lirik  . . . ” And as I hung up the phone it occurred to me He’d grown up just like me . .  My boy was just like me “.
pernahkah kita semua membayangkan apa yang pernah mungkin kita ucapkan kepada buah hati kita. . . saat kita pulang dari kantor, anak kita yang berusia mungkin dibawah 5 tahun langsung ngelendoti kaki kita seraya meminta untuk bisa nemplok gendong duduk di pundak kita . . . kita kadang menolak dengan mengatakan ” maaf nak . . . ayah sedang capek dari kantor, nanti ya ” . . . ingatkah ketika anak anak kita meminta kita untuk melipat kertas yang dia sodorkan untuk membuat sebuah pesawat kertas dan kita menolak ” maaf nak, ayak sedang buat laporan keuangan untuk kantor” atau “maaf nak ayah sedang buat artikel blog” . . .
Kadang kita nggak pernah tahu dan sadar bahwa . . . permintaan permintaan sederhana, polos dan tulus seperti itu nggak akan pernah terulang kembali saat mereka beranjak dewasa nanti . . . dan bukan tidak mungkin kita para ayah akan menyesal dan kangen akan permintaan permintaan sederhana tersebut
artikel ini lebih sebagai pengingat bagi diri saya pribadi untuk bisa menjadi ayah yang lebih baik lagi . . . semoga bermanfaat.

tulisan sebagian dikutip dari :http://tmcblog.com/2011/12/11/wahai-ayah-jangan-sampai-menyesal-karena-moment-itu-nggak-akan-terulang/

Saturday, April 23, 2016

Pola Pikir AYAH ASI

Ayah ASI adalah paduan pola pikir,pandangan dan tindakan seorang ayah yang mendukung seorang istri (Ibu) untuk menyusui anaknya. Ayah Asi bukan sebuah label atau pangkat tertentu dari sebuah capaian dari sebuah target tertentu, karena penerapan dan capaian masing masing individu bisa sangat relatif, dan bahkan sulit untuk dirumuskan dengan sebuah teori tertentu.
Ayah yang sudah berkomitmen menjalani kehidupan berkeluarga, harus secara sadar menghadapi seluruh proses dari awal kehamilan, proses persalinan,dan proses menyusui. Seorang ayah harus siap memenuhi isi kepalanya dengan pengetahuan dari setiap proses dan siap pula menghadapi keadaan sesungguhnya pada saat proses itu berjalan. siap menjadi ayah siaga saat masa kehamilan, siap menghadapi dokter kandungan pada saat persalinan, dan siap mensupport istri pada saat masa menyusui.
Pada masa persalinan, seorang ayah harus siap begadang menemani istri menjalani proses kelahiran sang buah hati. ini sangatlah penting guna mendukung kelancaran proses kelahiran, karena seorang istri akan merasa nyaman dan sedikit mengobati kecemasan.
pada saat 
menyusui pun seorang ayah sebenarnya tidak memerlukan sebuah pelatihan khusus untuk menjadi seorang ayah asi, melainkan hanya diperlukan sebuah kesadaran bahwa proses menyusui ini merupakan sebuah konsekuensi untuk kebaikan anak dan ibunya.

Saturday, November 7, 2015

Ibu bekerja tetap bisa memberikan ASI

Siapa bilang orang tua yang bekerja di luar rumah tidak bisa memberikan ASI Ekslusif pada anaknya? Pasti bisa, jika memiliki pengetahuan dan dukungan yang cukup dalam manajemen laktasi. Ya, pengetahuan dan dukungan diperlukan agar proses pemberian ASI Eksklusif pada bayi yang kedua orang tuanya bekerja tidak memiliki hambatan yang berarti. Oleh karena itu, penting sekali untuk mendapatkan pengetahuan dan dukungan ASI Eksklusif dari lingkungan keluarga hingga lingkungan pekerjaan sejak sebelum melahirkan.
Mengapa saya gunakan kata orang tua, bukan ibu? Padahal yang memproduksi ASI kan ibu? Karena proses pemberian ASI tidak hanya melibatkan ibu dan bayi saja. Ayah memiliki peranan penting dalam mensukseskan pemberian ASI. Apa peranan ayah? Yang pertama tentu memberi dukungan penuh pada istrinya memberikan ASI Ekslusif pada bayi mereka. Yang kedua melindungi istri dan bayi, jika ada pihak yang kontra terhadap pemberian ASI. Yang ketiga, bersama-sama istri merawat dan mengasuh bayi.
Keterlibatan ayah dalam pemberian ASI, akan meningkatkan kepercayaan diri ibu dan lingkungan. Dengan demikian, ibu akan terhindar dari rasa tidak percaya diri, kuatir, gelisah yang dapat mengakibatkan turunnya produksi hormon oksitosin. Hormon oksitosin merupakan hormon penting untuk pengaliran ASI. Turunnya produksi hormon ini dapat berakibat pada turunnya produksi ASI akibat pengaliran ASI yang kurang lancar.
***
Saat ini, sudah banyak orang tua yang berhasil memberikan bayi mereka ASI Ekslusif, meskipun kedua orang tua bekerja. Bahkan banyak pula yang mampu meneruskan menyusui hingga anaknya berusia dua tahun atau lebih. Semua itu mungkin dilakukan jika ibu mendapatkan informasi yang benar mengenai pemberian ASI maupun penggantinya (susu formula, dan berbagai jenis cairan lain) sejak masa kehamilannya.
Dengan mendapatkan informasi yang benar, manfaat dan risikonya, maka ibu dan ayah dapat memilih akan memberikan nutrisi apa pada anaknya dengan kesiapan untuk menanggung risikonya. Sebagian besar orang tua (ibu dan ayah) yang gagal memberikan ASI pada anaknya adalah karena ketidak tahuan bahwa pengganti ASI memiliki berbagai macam risiko kesehatan yang cukup tinggi bagi anaknya, saat ini hingga ia dewasa kelak.
Oleh karena itu, pengetahuan dasar yang perlu diketahui oleh orang tua adalah apa manfaat ASI? Manfaat ASI banyak sekali, dan tidak ada efek samping yang buruk sama sekali. Meskipun ibunya sedang sakit. Atau bayinya sedang sakit. ASI akan mempercepat kesembuhan ibu maupun bayi. Dan, masih banyak manfaat ASI lainnya.
***
Jadi, apa sih yang perlu dipersiapkan orang tua yang bekerja agar anak-anaknya bisa mendapatkan ASI Ekslusif?
Kuatkan NIAT! Pahami alasan-alasan mengapa harus tetap memberikan ASI. Yakinkan diri dan lingkungan terhadap manfaat-manfaatnya, terutama untuk kesehatan ibu dan bayi, serta menjaga “bonding” ibu dan bayi, meskipun ibu harus bekerja.
Bulatkan TEKAD! Siapa saja yang perlu membulatkan tekad? Ayah dan ibu harus satu kata. Setelah itu apa? PERCAYA DIRI! Caranya bagaimana? Dengan mengikuti edukasi atau mencari informasi yang sebenar-benarnya, dan mencari atau membentuk dukungan untuk memberikan ASI Ekslusif.
Apabila rasa PERCAYA DIRI untuk menyusui sudah kuat, maka langkah kedua adalah memantapkan KOMITMEN! Jika sudah berkomitmen kuat, maka pastikan langkah ketiga ini Anda lakukan: MULAI DENGAN BENAR.
Bagaimana memulai dengan benar?
1) Inisiasi menyusu Dini (IMD),
2) Rawat Gabung 24 jam,
3) Hanya ASI saja, dan
4) yang terpenting susuilah dengan SEPENUH HATI!
Nah, jika pemahaman sudah sampai tahap ini, maka bagi orang tua yang bekerja perlu mempersiapkan segala sesuatunya, agar ketika ibu mulai masuk bekerja sudah memiliki stok ASI Perah (ASIP), sudah memiliki kemampuan manajemen laktasi yang baik, sudah memiliki pengasuh yang handal dan dapat dipercaya untuk mengasuh dan memberikan ASIP.
Apa saja persiapan yang perlu dilakukan?
Persiapan saat hamil
  • Rencanakan porsi cuti melahirkan lebih lama ketika bayi sudah lahir.
  • Beritahukan rencana Anda untuk tetap memberikan ASI ketika sudah kembali bekerja.
  • Periksa juga apakah ada ruangan yang bisa digunakan untuk memerah ASI.
  • Mintalah dukungan pada rekan-rekan kantor, atasan, dan juga serikat pekerja yang ada.
  • Bergabunglah dengan organisasi/kelompok pendukung ibu-ibu ASI.
  • Belajarlah cara memerah ASI dengan tangan, atau mulai mencari breastpump (pompa ASI) yang sesuai.
  • Pertimbangkan pilihan cara/pekerjaan yang dapat mensukseskan pemberian ASI. Mulai dari pilihan jenis pekerjaan (jika ada) paruh waktu atau penuh waktu.
  • Kemudian pilihan cara pengantaran ASIP, apakah dibawa oleh Anda sendiri ketika pulang kerja, atau menggunakan jasa pengantaran ASIP untuk dikirim ke rumah.
  • Mantapkan komitmen Anda untuk terus memberikan ASI pada sang buah hati, walaupun harus kembali bekerja.
Persiapan setelah melahirkan
  • IMD secara langsung minimal 1 jam setelah kelahiran.
  • Perbanyak kontak kulit dengan bayi.
  • Istirahat yang cukup, relaks, dan fokuskan diri Anda untuk memantapkan kegiatan menyusui.
  • Tingkatkan pasokan ASI Anda denganmenyusui bayi sesuai dengan pemintaan.
  • Perah ASI di sela-sela setelah menyusui.
  • Hindari pemberian ASIP menggunakan dot, karena berisiko terkena gejala “bingung puting”.
  • Belajar untuk memberikan ASIP kepada bayi dengan menggunakan metode selain dot: cangkir, pipet, sendok kecil, dsb.
  • Pilih dan latih pengasuh bayi yang juga mendukung pemberian ASI.
  • Mantapkan teknik memerah ASI dengan tangan, atau menggunakan pompa ASI.
  • Mulai menabung ASIP 1 bulan sebelum mulai masuk kerja. Simpan ASIP sesuai dengan tata cara yang benar.
  • Konfirmasikan kembali dengan pihak kantor / atasan anda mengenai rencana Anda untuk tetap memberikan ASI. Serta informasikan jadwal dan lokasi Anda akan memerah ASI.
  • Jika memungkinkan, gunakan 1 hari untuk uji coba meninggalkan bayi di rumah dengan pengasuh, dan Anda melakukan aktifitas perjalanan dari rumah ke kantor dan sebaliknya . Serta aktifitas memerah dan menyimpan ASIP di tempat kerja.
Persiapan ketika sudah kembali bekerja
  • Pertimbangkan untuk kembali bekerja pada hari Kamis, agar lebih mudah bagi Anda dan bayi untuk menyesuaikan ritme baru, karena hari sabtu sudah bisa bersama lagi.
  • Persiapkan segala kebuthan esok hari, pada malam hari sebelumnya.
  • Susui bayi Anda sebelum berangkat ke kantor.
  • Usahakan agar perpisahan dan pertemuan kembali dengan bayi dilaksanakan dalam suasana gembira.
Ketika berada di kantor:
  • Perah atau pompa ASI sesuai jadwal menyusu bayi Anda atau minimal dalam rentang waktu 3 jam.
  • Perah atau pompa ASI secara teratur sesuai dengan jadwal dan sebelum payudara Anda terasa penuh.
  • Gunakan cara yang benar untuk menyimpan dan mengangkut ASIP.
  • Pastikan bahwa pengasuh bayi Anda mengeri tata cara pemberian ASIP yang benar.
  • Minta kepada pengasuh bayi Anda untuk tidak memberikan ASIP ketika anda sudah dekat rumah.
  • Susuilah bayi Anda ketika sudah kembali pulang, pada malam hari, di akhir pekan dan setiap saat Anda sedang bersama bayi.
  • Minta dukungan sesama rekan kantor dalam upaya anda untuk terus memberikan ASI.
  • Carilah sesama ibu bekerja yang juga menyusui untuk saling tukar pendapat pengalamam dan saling mendukung.
Pelaksanaan langkah-langkah itu memang tak semudah membacanya. Tapi percayalah, dengan bekal rasa cinta terhadap anak-anak Anda, Anda akan mampu melewati tahap demi tahap, langkah demi langkah. Semua itu demi memberikan bekal yang menjadi pondasi anak-anak Anda untuk tumbuh menjadi manusia utuh dan seperti harapan sebagian besar orang tua, anak harus lebih baik dari orang tuanya.
***
Sekarang Anda sudah mendapatkan berbagai informasi dan langkah-langkah apa yang harus Anda berdua (dengan suami/istri) lakukan. Saatnya memantapkan KOMITMEN, bahwa HANYA ASI saja nutrisi terbaik untuk bayi 0-6 bulan, dan setelah bayi Anda berusia di atas 6 bulan TETAP BERIKAN ASI tanpa campuran susu lainnya dan tambahkan Makanan Pendamping ASI buatan rumah.
Semoga Anda dan pasangan Anda bisa satu kata, satu asa, dan satu langkah dalam memberikan asupan gizi bagi anak-anak Anda. Selamat berjuang wahai orang tua yang mencintai anak-anaknya.
***
Sumber:
Materi Kelas Edukasi AIMI – Breastfeeding Tips for Working Mothers, 2010
Penulis : Selvie Amalia 

Bermain di lantai (floor time)

bercanda bareng kakak
main kuda kudaan
bermain lego
belajar mewarnai

Sebenarnya bagaimana cara menstimulasi perkembangan otak dan saraf anak? Apakah harus dengan mainan atau cukup dengan memberikan nutrisi yang baik saja? Untuk perkembangan otak anak, bayi membutuhkan asupan zat besi, lemak dan kolesterol, DHA, glycoprotein dan gangliosida. Semua zat itu terdapat pada air susu ibu (ASI).Perkembangan otak.tidak hanya dengan nutrisi tetapi juga harus dengan stimulasi atau anak diajak bermain.

Stimulasi ini diperlukan agar sinaps (sambungan antarsaraf dalam otak) dapat terus berkembang. Sinaps yang tidak digunakan karena kurangnya stimulasi akan spontan menghilang.

 Seiring perkembangan anak, pemberian nutrisi dan stimulasi harus seimbang. Kedua hal tersebut harus terus diberikan selama periode emas si anak, atau pada tiga tahun pertama. Pada saat itulah otak tumbuh dan berkembang sangat pesat. Stimulasi yang baik juga dapat merangsang perkembangan semua sistem sensorik dan motorik anak.

 tujuan memberikan stimulasi pada bulan-bulan pertama di antaranya mengembangkan minat terhadap suara, sensasi, penglihatan, dan untuk menenangkan diri. Setelah itu untuk membangun komunikasi dua arah antara si anak dan orangtua atau orang lain.

Bermain di lantai atau floor time merupakan salah satu metode untuk menstimulasi perkembangan anak. karena dengan cara ini anak merasa lebih nyaman. orang tua dipaksa sejajar dengan anak sehingga tidak memaksa anak menengadah untuk berkomunikasi, yang memberikan pengaruh buruk pada mata anak-anak.

Melalui floor time, anak akan terlatih atensinya terhadap sesuatu dan memberikan kedekatan emosi dengan orangtuanya. Saat bermain dengan anak, tidak perlu menggunakan mainan yang mahal. untuk melatih pendengaran, bisa digunakan mangkuk plastik yang dipukul pukul, atau kertas yang diremas remas, sehingga mendorong anak untuk mencari darimana asal bunyi itu. Untuk melatih penglihatan, bisa digunakan mainan atau benda yang berwarna terang, diperlihatkan kepada anak, kemudian digeser atau dipindah, jika respon anak baik ia akan mengikuti benda itu atau berusaha meraih benda itu.

Saat si anak seperti menolak benda yang kita berikan, itu berarti dia takut atau tidak suka dengan benda itu. ''Kalau sudah begini jangan dipaksa, karena bisa-bisa anak akan ketakutan dan terus terbayang sampai besar,''

  saat bermain dengan anak, orangtua harus bersabar dan jangan mengharapkan anak mempunyai berbagai kemampuan sekaligus. Mainan yang diberikan saat bermain jangan semuanya dikeluarkan dan disodorkan kepada anak. Mainan seharusnya dikeluarkan satu per satu, dan biarkan si anak menelaah mainan itu. Setelah dirasa cukup, baru mainan diganti yang lain.selain itu, ikuti alur yang diinginkan anak, jangan memaksakan aturan bermain versi kita atau membantah peraturan anak. Saat anak memegang gagang telphone mainan, coba kita ikuti alur cerita yang di buat, kita pura pura menjawab telphone dan seolah olah berbicara dengan dia. atau coba gali informasi darinya dengan pertanayaan "adik sedang menelphone siapa?" bila dia menjawabmenelphone nenek,coba tambahi pertanyaan nenek ngomong apa? dan pertanyaan lainya yang merangsang dia untuk terus berimajinasi.Dengan metode ini, anak juga dapat berbagi perasaan dengan orang lain, berekspresi (merangsang emosi).

saat anak bermain sesuatu dan memukul mainan tersebut. Ketika dia merasa kesakitan, sambil menangis dia julurkan tangannya kepada kita. Saat itulah, dia ingin berbagi perasaan. ''Kita harus tanggap untuk langsung berinteraksi,''